You Now Here »

Wartel - Tempat Legendaris Penyambung Komunikasi Masa Lalu  (Read 5344 times - 85 votes) 

must_know

  • More Share Forum Topic
  • [MS] kepala suku
  • ******
  • must_know sangat terkenal!must_know sangat terkenal!must_know sangat terkenal!must_know sangat terkenal!must_know sangat terkenal!must_know sangat terkenal!
  • Rep Power: 6
  • Join: March 15, 2013
  • Posts: 27,779
  • Poin: 27.858
  • About me: Segera Lapor Momod Jika Konten bermasalah!
  • IP member tracker Logged
Wartel - Tempat Legendaris Penyambung Komunikasi Masa Lalu
« on: January 07, 2015, 01:00:30 PM »



(click to show)
 
Code: [Select]
(www.kaskus.co.id)
http://www.kaskus.co.id/thread/53ce522ea1cb17ac2b8b46c3/tms--thread-maker-syndicate--part-002/1



Mukaddimah

(click to show)

Image courtesy of antarafoto.com

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Setelah beberapa hari yang lalu ane membahas tentang HP saat masih menjadi barang mewah, banyak sekali komentar dari kaskuser yang nyerempet ke wartel, atas dasar itu ane tertarik untuk membuat sebuah thread yang akan membahas tentang warung telekomunikasi yang biasa disingkat dengan nama wartel. Bagi Kaskuser yang hidup pada akhir tahun 90an dan awal tahun 2000an pasti mengenal tempat legendaris ini, banyak sekali dijumpai wartel, bahkan sampai ke pelosok desa yang bisa dijangkau oleh telepon juga ada, pemiliknya bisa berupa badan usaha, koperasi atau pribadi, wartel merupakan penyambung komunikasi bagi warga masyarakat yang ingin menelpon dengan saudara atau teman yang berada di tempat lain, waktu itu HP sudah ada namun karena tarifnya yang masih mahal dan masih jarang yang memiliki maka orang lebih suka memanfaatkan wartel selain telepon koin dan juga telepon kartu. Untuk lebih jelasnya lagi tentang tempat legendaris ini, berikut akan ane paparkan secara singkat, semoga bisa membuat kaskuser yang membaca bisa bernostalgia lewat thread sederhana ini.

Untuk Membuat Semua Orang Suka Terhadap Sebuah Karya Itu tidak akan Pernah Bisa
Selalu Saja Ada yang Suka dan Tidak Suka
Ane Mohon Maaf Jika Ada yang Tidak Berkenan

Semoga thread sederhana ini bisa bermanfaat.

(click to show)

(click to show)

(click to show)

(click to show)

(click to show)


Mengenang Kembali Masa Kejayaan Wartel


Sekilas Tentang Wartel

(click to show)

Image courtesy of sungkemakesplaor.blogspot.com

Warung telekomunikasi atau wartel adalah tempat yang disediakan untuk pelayanan jasa telekomunikasi untuk umum yang dimiliki oleh perorangan, badan usaha atau koperasi. Untuk mendirikan wartel sangat mudah, yang penting ada sambungan telepon, maka orang tinggal mengajukan izin, menyediakan bilik, komputer, alat penghitung tarif, korsi dan biasanya ada kipas angin serta tempat untuk mengantri dan berbagai peralatan pendukung lainnya, karena kemudahan yang ada dan juga banyaknya orang yang membutuhkan maka tidak mengherankan kenapa banyak sekali wartel yang bisa kita jumpai dimana saja pada waktu itu, bahkan sampai ada Asosiasi antar pemilik wartel pada waktu itu, kalo tidak salah namanya APWI yakni Asosiasi Pengusawa Wartel Indonesia, ane tahu persis tentang hal ini karena di dekat rumah ane dulu ada wartel dan di tempat ane tinggal selama menempuh kuliah ada juga wartel milik koperasi mahasiswa yang jadi tempat ane suka nongkrong

(click to show)



KBU atau Bilik Wartel

(click to show)

Image courtesy of teknologi.kompasiana.com

KBU atau Kamar Bicara Umum atau banyak yang menyebutkanya dengan nama bilik wartel adalah tempat yang disediakan untuk menelpon di wartel tersebut, memiliki pintu, isinya adalah telepon, monitor pencatat tarif, korsi, kipas angin dan pulpen serta kertas, biasanya wartel memiliki minimal 2 bilik yang bisa digunakan oleh pelanggan, privasi pelanggan sangat terjamin ditempat ini, bahkan orang di bilik sebelah bisa tidak mendengar pembicaraan kita, tentu saja hal ini sangat membantu sekali karena masing-masing orang pasti memiliki keinginan supaya lebih nyaman dalam mengadakan komunikasi dengan orang yang dituju, beda halnya dengan telepon umum lainnya dimana orang yang mengantri bisa mendengarkan pembicaraan kita, akan sangat tidak mengenakkan jika waktu itu kita sedang curhat dengan orang tua atau bermanja-manja dengan seseorang kemudian ada yang mendengarnya bukan? Makanya bilik wartel dibuat untuk menjamin privasi tersebut

(click to show)



Lokal, SLJJ, SLI dan HP

(click to show)

Image courtesy of suaramerdeka.com

Sambungan Telepon yang disediakan oleh wartel bisa kemana saja, biasa dibedakan menjadi sambungan lokal untuk wilayah yang masih satu kode, Sambungan Langsung Jarak Jauh (SLJJ) untuk daerah lain yang masih dalam satu wilayah Negara, Sambungan Langsung Internasional (SLI) untuk ke luar negeri dan ke Hand Phone, yang paling ramai adalah tentu saja sambungan yang sifatnya lokal, bahkan bisa sampai berjam-jam kita menunggu, baru kemudian SLJJ dan SLI, untuk bisa menyambung ke luar daerah atau luar negeri harus ada kode dan ini bisa kita tanyakan pada penjaga wartel tersebut. Tulisan Lokal, SLJJ, SLI dan HP ini cukup terkenal karena di depan wartel pasti kita membacanya selain nama wartel ini sendiri, tarifnya tentu saja beda-beda, dan biasanya dibedakan bilik mana yang bisa digunakan untuk sambungan tersebut, jika yang faham dengan hal itu mungkin tidak akan mengikuti arahan yang ada, beda halnya dengan yang tidak faham, manut aja diperintah masuk ke bilik yang mana

(click to show)



Tidak Hanya Sekedar Menelpon

(click to show)

Image courtesy of commons.wikimedia.org

Secara umum orang yang datang ke wartel adalah orang yang ingin menelpon siapa saja yang ingin dihubungi, namun pada kenyataannya ada juga wartel yang membuka jasa menerima telepon, biasanya yang melakukan ini adalah para pekerja di Luar Negeri (TKI dan TKW) yang ingin menelpon keluarganya di sekitar wilayah tempat wartel tersebut berada, di kota-kota besar mungkin agak jarang kita jumpai, namun di daerah-daerah yang banyak warganya pergi ke Luar Negeri untuk bekerja kita dengan mudah menjumpainya, dan biasanya wartel yang seperti ini akan menyediakan orang yang khusus diperintah untuk mencari keluarga orang yang menelpon, dan jika ada yang seperti ini maka biasanya akan mendapat prioritas utama untuk bisa menggunakan bilik wartel, dalam hal ini wartel akan menerima jasa dari keluarga si penelpon serta pengganti biaya bensin bagi orang yang diperintahkan untuk memanggil, biasanya yang disuruh memanggil adakan tukang ojek, bahkan di tempat ane sangat terkenal sekali sebutan ojek wartel ini

(click to show)



Harus Efisien dan Disesuaikan dengan Isi Kantong

(click to show)

Image courtesy of tribunnews.com

Karena adanya tarif yang dikenakan untuk setiap panggilan yang dilakukan maka orang yang menelpon harus bisa seefisien mungkin untuk berbicara dan tentu saja menyesuaikan dengan uang yang dibawa, konsentrasi tidak hanya pada pembicaraan yang sedang dilakukan, namun mata juga tetap awas melihat tarif pada layar yang disediakan, apalagi jika kita melakukan panggilan ke luar, dalam hal ini ane sendiri cukup memiliki banyak pengalaman sebagai anak kost yang merantau ke luar daerah, setiap kali hendak berkomunikasi dengan keluarga di daerah ane selalu memanfaatkan wartel ini, bicara pun seadanya dan yang penting-penting saja yang disampaikan supaya tarif tidak membengkak, maklum masih menjadi anak kost yang belum bisa membiayai diri sendiri, beda halnya jika yang dihubungi masih satu wilayah, waktu yang digunakan tentu saja bisa lama, paling yang menyadarkan adalah orang yang sedang mengantri dan ingin segera menggunakan telepon

(click to show)



Yang Khas dari Wartel

(click to show)

Image courtesy of youtube.com

Sebagai orang yang sering memanfaatkan jasa wartel untuk berkomunikasi dengan orang lain, ane mencatat ada beberapa hal yang cukup khas dari wartel, yang paling nyata adalah bunyi printer yang sedang melakukan pekerjaan mencetak jumlah biaya yang dikeluarkan oleh si penelpon, bunyinya cukup khas dan waktu itu masih terdengar cukup unik, selain itu yang paling khas menurut ane adalah waktu untuk menentukan tarif antar wartel yang berbeda, ane tidak tahu apakah ini cuma perasaan saja atau memang benar adanya, ada yang waktunya lebih cepat dan ada juga yang lebih lambat dan itu berpengaruh pada tarif yang akan dibayarkan, dan satu lagi yang cukup khas dari wartel menurut ane adalah kalimat yang sering diucapkan ketika masuk ke wartel, seperti halnya jika kita memanfaatkan fasilitas kita pasti akan bertanya “mas,ada yang kosong ?? kemudian setelah selesai kita akan bertanya lagi “berapa?” mungkin ini terdengar biasa saja, tapi di zaman ini ane merasa ini cukup khas, entah cuma perasaan ane saja ane tidak tahu

(click to show)



Hal Menyebalkan

(click to show)

Image courtesy of mbeproject.net

Namanya juga kita memanfaatkan fasilitas umum dimana semua orang juga memiliki hak yang sama untuk menggunakan, tentu saja selalu ada moment yang tidak menyenangkan yang bisa kita temui, termasuk juga di wartel, yang paling sering kita jumpai adalah KBU yang penuh sehingga harus mengantri, bahkan bisa sampai lama sekali, ada gangguang sehingga tidak bisa menelpon, kipas angin angin pada bilik yang mati sehingga kegerahan di dalamnya, tidak tersedianya pulpen dan kertas untuk mencatat hal penting atau ketika sedang asik menelpon kita dengan sangat terpaksa harus mengahiri karena ada orang lain yang mengantri. Itu lah sebuah dinamikan dalam menggunakan fasilitas, tidak selamanya indah, ada saja yang tidak mengenakkan, setidaknya hal ini bisa menjadi sebuah pengalaman yang bisa diceritakan kembali pada masa mendatang, seperti halnya ane yang saat ini sedang menceritakan masa lalu dan juga kenangan bersama wartel kepada kaskuser yang sedang membaca thread ini

(click to show)


(click to show)

Hasil Pemikiran Sendiri

(click to show)
 
Code: [Select]
(www.kaskus.co.id)
http://www.kaskus.co.id/thread/53ce522ea1cb17ac2b8b46c3/tms--thread-maker-syndicate--part-002/

Original Source
:beer:


View Mobile Web Short URL: