rebrond:
Meski secara kuantitas perangkat tempur Indonesia serba terbatas, masih ada yang bisa dibanggakan dari koleksi arsenal tempur TNI-AU kita. Pasalnya TNI-AU pernah menjadi operator pesawat intai ampfibi terpopuler sepanjang masa, yakni PBY-5A Catalina. PBY-5A Catalina adalah pesawat amfibi dengan dua mesin baling-baling buatan Pratt & Whitney. Menilik dari sejarahnya, Catalina pertama kali diluncurkan pada bulan Maret 1935, dan terus diproduksi hingga tahun 1940-an oleh perusahaan Consolidated Aircraft dan American Aircraft Manufactures.
PB sendiri diartikan sebagai Patrol Bomber, tak lain karena Catalina mampu menggotong ranjau laut, aneka bom, torpedo dan senapan mesin kaliber 50 milimeter. Kiprah Catalina demikian dominan pada era Perang Dunia II. Dengan ruang kokpit dan jendela yang serba luas, Catalina menjadi pesawat intai favorit banyak negara, termasuk juga kemudian digunakan Indonesia pada periode tahun 1950-an. Dengan kemampuan amfibi, Catalina juga banyak berjasa untuk misi SAR (search and rescue) tempur di laut lepas. Pun hingga saat ini Catalina masih digunakan secara terbatas di beberapa negara untuk keperluan pemadam kebakaran hutan.
PBY-5A Catalina masuk ke lingkungan TNI-AU sebagai buah dari realisasi konfrensi Meja Bundar tahun 1949. Dari hasil konfrensi tersebut, Indonesia mendapat limpahan beberapa perangkat militer tempur dari Belanda, diantaranya adalah delapan unit Catalina bekas pakai Angkatan Udara Hindia Belanda. Catalina resmi masuk jajaran TNI-AU di skadron 5 Pengintai Laut pada tahun 1950. Awalnya skadron 5 berkedududkan di Lanud Husein Sastranegara, Bandung. Dan setahun kemudian pindah ke Lanud Abdul Rahman Saleh Malang. Kini skadron 5 telah memiliki home base di Lanud Hasanuddin sejak tahun 1982.