You Now Here »

Pendukung Ganjar Yang Emosional  (Read 135 times - 126 votes) 

must_know

  • More Share Forum Topic
  • [MS] kepala suku
  • ******
  • must_know sangat terkenal!must_know sangat terkenal!must_know sangat terkenal!must_know sangat terkenal!must_know sangat terkenal!must_know sangat terkenal!
  • Rep Power: 6
  • Join: March 15, 2013
  • Posts: 27,779
  • Poin: 27.858
  • About me: Segera Lapor Momod Jika Konten bermasalah!
  • IP member tracker Logged
Pendukung Ganjar Yang Emosional
« on: April 23, 2023, 08:10:59 PM »




Greg X:
" ... pendukung Ganjar itu mayoritas adalah pendukung emosional dan bukan rasional. "

Siapa yang dimaksud dengan pendukung?
Jika pendukung itu seperti para penulis pro-Ganjar di Seword, pernyataan tersebut kayaknya benar 100%.
Tapi, jika pendukung itu berarti orang yang menyatakan akan memilih GP ketimbang ARB atau PS, pernyataan di atas tidak tepat.  Di dunia nyata saya ketemu lebih banyak orang yang bilang akan memilih GP atas alasan rasional: GP lebih pantas jadi RI atas alasan "wawasan kebangsaan"-nya lebih baik dibandingkan dua kandidat lain yang tercatat pernah dan salah satunya masih berselingkuh dengan gerombolan kaum intoleran pembenci Pancasila.

si memble:
Diantara 3 memang GP pilihan paling rasional, tapi kalo parte...hmm...masih gelap.

Laurent si Kucing Barbar:
Kalau memilih atas dasar "wawasan kebangsaan" sebenarnya bisa jadi emosi juga. Emosi karena kesal melihat intoleransi dll.

Saya memang minoritas, dan gak suka intoleransi, tapi ya itu... pelan pelan jadi terasa biasa. Juga karena mereka memang ajarannya yang seperti itu. Selama mereka belum keluar dari ajarannya itu, ya mereka bakal selamanya terkungkung disitu.

Okelah Jokowi katanya wawasan kebangsaannya bagus, dengan membubarkan FPI dan HTI. Ormasnya iya bubar dan dilarang, tapi ideologinya masih jalan sehingga intoleransinya juga tetap jalan.

Kalau memang mau rasional 100 persen, buat saya sih indikatornya tetap hasil kerja : gimana hasil kerja beliau di Jateng? Udah bagus atau belum? Jateng sudah sejahtera belum? Kota satu dengan yang lain masih ada ketimpangan atau enggak?

Sibuk dengan masalah" itu, tapi kitanya sendiri gak berusaha untuk keep going forward, ya salah juga.

Sekarang jaman sudah serba cepat, dan ketika kita hanya ngurusin itu terus, ya kita bakal ketinggalan.

Greg X:
Ah, kalau ngomongin prestasi para capres ... rasanya malas untuk datang ke TPS.Ikut pemilu ini hanya mitigasi agar yang terburuk tidak terpilih.

Laurent si Kucing Barbar:
Jadi sebenarnya ke TPS itu malesi, kita cuma pengen bangsa ini tetap ada aja.

Tetap ada ya, bukan berarti maju ke depan.

Sama seperti Suriah. Kalau ditanya Suriah ada gak? Iya, ada dan eksis. Maju gak? Jelas enggak

TMP2020:
Beda status dan cara pandang relawan/pendukung non PDIP dg kader/simpatisan PDIP. Relawan tdk mengikuti/terikat aturan PDIP, makanya relawan merasa Jokowi bisa memutuskan penggantinya sendiri. Tapi mereka lupa ato tdk mau tahu bahwa Jokowi adalah kader PDIP yg terikat aturan internal PDIP dan bisa mendapat tiket maju capres 2x karena Ketum PDIP punya hak prerogatif soal copras capres tsb.

Sementara para kader PDIP dan Parpol lainnya tdk begitu sibuk soal copras capres, karena sdh fokus persiapan mengamankan/merebut suara DPR/DPRD didaerah masing2 dan karena menggunakan modal masing2....wkwk

Terulang kembali di Ganjar. Demikian jg dg Ahok sebelumnya. Bahkan Relawan/Pendukung Jokowi masih trus menjual dirinya utk dilirik para capres 2024, tapi mau bagaimana lagi, putaran uangnya ga kecil sih.....wkwkwk

Bisa dibilang ini bisnis 5 tahunan atas nama bangsa dan negara.

Laurent si Kucing Barbar:
Suka gak suka, PDIP itu partai feodal. Artinya tergantung keberadaan si tokoh.

Katakanlah tokoh sekarang Megawati, dengan Soekarno sebagai "sentral" nya.

Kalau Bu Mega dengan Soekarno, okelah kuat karena masih anak. Puan juga masih mending karena cucu.

Tapi kalau udah selanjutnya, saya agak pesimis karena biasanya semakin ada jarak dengan si "sentral", biasanya ikatan batinnya makin lemah.

Sama seperti keluarga lah, sama bapak ibu atau simbah mungkin masih kenal dan punya ikatan emosional, tapi belum tentu kenal ataupun memiliki ikatan emosional yang sama kalau dengan buyut atau yang lebih atas lagi.

Kalaupun ada, biasanya hanya berakhir jadi slogan tanpa makna yang diulang ulang 5 tahun sekali. Kalau di kita, palingan hanya jadi nostalgia lebaran.

Buat saya sih, PDIP kalau masih seperti yang sekarang, bakalan hilang disapu zaman. Orang jaman sekarang lebih meritokratis daripada yang dulu.

Memang presidennya bukan dari trah, tapi kan si presiden tetap jadi kader PDIP dan petugas partai. Siapa yang pegang partai? Harus tetap trah Soekarno.

Disinilah partai keluarga-nya.

TMP2020:
Memang presidennya bukan dari trah, tapi kan si presiden tetap jadi kader PDIP dan petugas partai. Siapa yang pegang partai? Harus tetap trah Soekarno.


Siapa yg bisa menjamin kalo sdh menyangkut Personal ??

Ato dibalik, bagaimana kalo si Presiden yg lompat pagar meninggalkan Parpol yg memberikan tiket/mandat menjadi Presiden ??

Jokowi saja genit kok, endorse sana sini terkait copras capres 2024, pdhal bukan menjadi tgjwb Presiden secara aturan yg berlaku. Ntar giliran Presiden yg tdk didukung melakukan hal yg sama, ngomel2 pula, ga etis karena sdh menjadi Presiden utk semua...wkwkwk

B-Over:
Ini murni dan 100% sepemikiran, dijabarkan secara detail dan gamblang.
Saya pribadi tetap sampai sekarang masih condong ke PDIP dan GP, tapi pembelaan penulis2 dadakan pemuja GP sudah diluar akal sehat, apalagi sebelumnya seperti dikatakan oleh penulis, menyerang PDIP sampai Mega.

Lalu sekarang, halaaaaaah mulai jadi pujangga mengeluarkan puja puji
(Hanya untuk 3 penulis seword yang namanya beberapa kali saya sudah sebut di kolom komentar artikel2 lain)

TMP2020:
Itu si Manuel jg, gara2 Ganjar resmi, langsung banting stir, dr sales PSI menjadi sales PDIP.....wkwkwk

Laurent si Kucing Barbar:
Mungkin lagi bimbang kaya ABG galau. Mau cari yg baik tapi penampilan biasa aja, atau yang sikapnya jelek tapi cantik + body semlohay

Laurent si Kucing Barbar:
Condong ke PDIP dan GP, bukan berarti berhenti kritik mereka (harusnya).

Tapi di sisi lain, yang sering gak gitu. Sekali condong ke GP dan PDIP maka kritik pun berhenti dan malah jadi puja puji tak berimbang.

Mungkin baru berhenti kalau udah sampai fase Hillary Clinton.

Erick 73:
Ya, kebanyakan tidak rasional, kritikan malah dianggap sebagai kebencian, jadi  belum mampu membedakan urusan. makanya kalau di tarik lagi ke kejadian pildun ya penolakan tersebut lebih ke emosional juga drpd rasional plus tidak konsisten pula. Kalau sdh tidak rasional maka tanggapan yang keluar adalah caci maki, merendahkan dan fitnah jadi  sama 11-12 dengan apa yang sering disebut kadrun. Apa jangan2 memang kebanyakan kita memang seperti itu?.

Laurent si Kucing Barbar:
Ya begitulah, nyebut orang lain kadrun padahal sendirinya juga gitu

ger 12:
Setuju dengan penulis, memang kebanyakan masyarakat terlalu melihat hanya dari satu sisi, sementara disisi lawan mereka sangat lupa bahwa ini adalah konstelasi, hal dimana yang wajib untuk dipertimbangkan adalah pola pikir.... Masyarakat masih berpatokan pada Kuantitas belum mengarah ke pertimbangan kritis dari seorang capres.

Memperjuangkan dan melanjutkan pembangunan Pak Jokowi, ya saya setuju...... Justru pola pikir dari konstituen itu yang sangat berisiko, dan itu yang perlu diperjuangkan.

Laurent si Kucing Barbar:
Wajar kalau konstituen nya begitu, karena kebanyakan masyarakat kita masih "buta aksara fungsional". Bisa membaca tapi gak bisa menyimpulkan secara baik isi bacaan. Selain itu, kita juga terbiasa untuk menyimpulkan, tapi menggunakan hal-hal yang tidak relevan. Antara salah metode pengambilan kesimpulan, atau kesimpulannya sengaja dibikin salah untuk membenarkan kesalahan.

Yang begini ini yang jadi gampang percaya hoax, dan mudah disetir untuk kepentingan politisi.

Yang namanya politisi itu butuh orang bodoh, karena dengan kebodohanlah mereka dapat dikontrol.

Prediksi saya juga, Pilpres 2024 bakalan kotor bukan hanya karena pendukung A, kemungkinan juga pendukung G juga bakal bikin kotor. Saya sih asik aja, ini seperti lihat anak kecil berantem depan rumah. Saya cuma lihat dari teras sambil kopi dan menikmati garpit.

TMP2020:
Pasti tetap kotor, karena sumber dana para pihak yg ikut copras capres masih gelap tapi nilainya tdk sedikit pula.

Sampai skrng pd tutup mata, ga ada yg mau membahas sumber dana Jokowi 2x capres tapi mau membahas tuduhan2 terhdp sumber dana lawannya. Ini pasti terulang lagi di 2024

Lone Wolf? ???:
Bukan pendukung emosional ya tapi beruntung Mas Ganjar punya pendukung militan yang selalu siap bela Mas Ganjar all-out. Mudah-mudahan pendukung militan Mas Ganjar setiap hari makin bertambah untuk menjamin kemenangan Mas Ganjar.  Tanpa pendukung militan sulit bagi Mas Ganjar hadapi pendukung radikal Mas Anies dengan politik identitasnya.

jane ora dong:
Apa sih bedanya :
Pro Jokowi dan Pro Ganjar
Sama2 saat tertentu menjunjung setinggi langit, di saat lain menghujat tidak semena mena.

Yang sudah terbukti beda itu cuma Noel, bagaimanapun saya masih respek dgn keberaniannya mengambil sikap.
Kemarin2 sdh saya sampaikan ke para relawan Jokowi yg tdk suka dan marah sama Ganjar, bergabunglah menjadi pendukung prabowo dibawah komando Noel.
Itu lebih rasional, meskipun itu dilandasi oleh sikap emosional, tapi tetap rasional berdasarkan hasil survey prabowo meningkat saat itu dan bukankah jokowi juga meng endorse prabowo.
Itu justru menunjukkan konsistensi dukungan terhadap jokowi, bukankah relawan jokowi konsisten menunggu arahan jokowi, bahkan sampai sekarang jokowi belum satu katapun keluar memberikan arahan pd relawannya utk mendukung capres tertentu.

Yang kemarin itu kan cuma pengumuman dari pdip yg mencalonkan ganjar, jokowi hadir sebagai anggota dan kader pdip.

Saya lebih suka relawan dan pendukung jokowi tetap konsisten seperti kemarin kemarin, biar kita bisa lihat kelucuan kelucuan lagi.

Raden Mas Paijo:
Justru paling rasional versi saya..
Yg lain kebanyakan kasus ..
Yg atu anak mami,..
1 nya lgi jualan agama..

Laurent si Kucing Barbar:
Tetap kurang karena pakai parameter eksternal.

Kalau soal kinerja, gimana? Prestasi di daerahnya yang bisa diukur, dan bisa jadi parameter keberhasilan?

*------------NOTE:
Demikian Kumpulan nyinyiran netizen terkait artikel Pendukung Ganjar Yang Emosional Seword Indonesia Maju yang dituangkan dalam bentuk Komentar. Semua komentar diatas bukanlah rekayasa dan memang benar apa adanya hasil cuitan keluh kesah yang kita kutip dari sumber resminya. Kami tidak bertanggung jawab atas isi komentar tersebut! Hanya sekedar memberi informasi yang sedang viral diperbincangkan! jika ingin membaca dan ingin mengetahui sumber resmi berita aslinya, silakan langsung ke sumber resminya. Terimakasih.


Code: (Sumber Resmi) [Select]
https://seword.com/politik/pendukung-ganjar-yang-emosional-kXBZ1uFCh6

:beer: :beer: :beer:


View Mobile Web Short URL: