You Now Here »

Jokowi Bertemu Enam Ketum Parpol, Wajar Nasdem Nggak Diajak Karena Alasan Ini  (Read 242 times - 63 votes) 

must_know

  • More Share Forum Topic
  • [MS] kepala suku
  • ******
  • must_know sangat terkenal!must_know sangat terkenal!must_know sangat terkenal!must_know sangat terkenal!must_know sangat terkenal!must_know sangat terkenal!
  • Rep Power: 6
  • Join: March 15, 2013
  • Posts: 27,779
  • Poin: 27.858
  • About me: Segera Lapor Momod Jika Konten bermasalah!
  • IP member tracker Logged




Lone Wolf? ???:
Kalo ane jadi Surya Paloh langsung tarik menteri Nasdem dari kabinet. Untuk apa tetap di pemerintahan kalo dia sebagai Ketum tidak ikut diundang padahal Nasdem merupakan partai pendukung pemerintah sekarang. Daripada sakit hati karena dianak tirikan mending cabut aja sekalian.

Supreme Leader:
Gantiin sp aja di nasdem, jelas Lo lebih pinter dari dia

Lukman Rewa:
Justru si Jokowi pintar, gak mau reshuffle dan masih menaroh menteri dari Nasdem.
Ini bagian dari permainan pintarnya, lihat saja nanti ujung ujungnya Nasdem akan berbelok arah.

Panda:
Untung loe bukan SP

Njoto:
Kulit wajah sudah terlanjur tebal gara² dipenuhi brewok, jadi meskipun tidak diundang, doi tidak merasa bahwa ada dan tiadanya sudah tidak berpengaruh apa²

Valak:
Sudah terbukti dengan fakta. Berarti apa yang anda bilang kemarin, nasdem tidak masuk oposisi berarti salah besar ya.

Njoto:
Sepertinya nasdem bukan hanya tidak diundang dalam pertemuan para ketum parpol di istana, bahkan mungkin nasdem sudah dikeluarkan dari Group WA Partai Koalisi Pendukung Pemerintah ????

??? ??? ??? ??? ??? ?????:
Adu kuat siapa yg tahan .. jokowi resafel atau nasdrun tarik mundur ..

Njoto:
Sepertonya Jokowi yg harus melakukan resafel, brewok dan rombongannya sudah tak ada rasa malu lagi.... berseberangan tapi tidak mau mundur

Prihatin Prihatini:
Yg paling kacian ketum rasa bociel , tdk dianggap sama sekali.

Greg X:
Bociel tidak diundang karena memang bukan parpol pemerintahan.
Tapi, jangan anggap remeh bociel. Dia itu kartu truf yang diperlukan parpol pemerintahan untuk menjegal pencapresan ARB dan mewujudkan mimpi sang king maker menyaksikan pemilu dengan capres all-the-president's-men.
Maka, jangan merendahkan bociel, tapi rangkullah dia agar tidak lagi bergerombol bang brewok, pengangon sapie dan penenun(g) kata-kata.

Shi Rah Moe Met:
AH...ye..justru punya posisi yg cukup menentukan..jika bisa bermain cantik..melalui bokapnya ...tidak mungkin mengajak Airlangga ke kubu KPP..krn gak akan mau banyak ruginya, maka merapatlah ke Golkar krn lebih banyak untungnya, jg sbg cara mengamankan NKRI dari capres dukungan pengasong agama yg intoleran dan berbahaya bagi kesatuan NKRI, semua itu adalah by desain politik tidak terjadi begitu saja

Panda:
Bukan anggap remeh, saya justru berharap ahay ikut jadi cawapres, soalnya kalo capres ga mungkin.
Walau dia menentukan arah koalisisi perubahan, Tapi kalo dia rangkul Airlangga terus maju, bagus lah
Yohanies bisa gagal.
Bukan sepelekan duet AA
Tapi pasangan ini sulit menang.

Jesse Sihombing:
Ya pasti Nasdem gak diundanglah, buat apa, sudah jadi kadrun. Kalau saya jadi bp Jokowi, maka semua menteri dari Nasdem harus diganti.
Segera Nasdem jadi gurem

irina breach:
menteri dari nasi adem masih punya malu nggak ya? dilepehin begitu, nggak punya harga diri lho? mana suara restorasinya? omongan busuk kayak capres yg diusung. apa nggak tahu yaa si pemilik nasi adem ini dibodohi onta ya man? atau memang pemiliknya bodoh banget... ????

jane ora dong:
Tidak membayangkan secepat ini energy bangsa terfokus hanya pada pilpres, apa yg saya bayangkan bahwa semua pendukung jokowi akan kembali pada habitatnya masing masing, kembali pada jatidiri mereka sebagai partai atau alat untuk mendapatkan kekuasaan, tapi memang itu adalah fungsi partai.

Sangat disayangkan kenapa seorang presiden ikut terjebak pada urusan yg beginian.
Maaf ini jeritan kami sebagai rakyat jelata, ayolah kembali fokus untuk kepentingan rakyat, serahkan urusan politik pemilihan pada partai2, biarkan urusan koalisi2an pd nilai2 kebijakan tokoh partai2.

Ayo pak presiden kembalilah fokus pada pemerataan ekonomi dan tegakkan nilai2 keadilan pada sisa penghujung kekuasaan, keadilan hukum bagi semua golongan, ingat pertanggung jawaban akhir ada pada pribadi presiden, bukan pertanggung jawaban kolektif kolegial.
Fokus pada apa yg sedang dan telah dikerjakan, nanti rakyat sendiri yg akan menilai, lupakan saja kata KING MAKER karena kata itu hanya khayalan, ilusif dan cenderung akan membebani konsentrasi kerja.

Maaf ini otokritik keras yg mungkin tidak akan ada dari pendukung yg memperoleh bagian kekuasaan, saya hanya rakyat jelata yg masih tetap menyayangi, percaya dan yakin masih ada harapan pada pak jokowi.

Pribadi simpel:
Pekerjaan rutin mengurus nusa bangsa kan terus jalan. Mosok lu gak lihat? Tuh buktinya mudik & balik makin lancar, harga sembako gak gila2an (kalo daging sampi naik 20% masih boleh krn daging ayam masih wajar naiknya).
Suku bunga krefit, kurs dolar gak nyodok ke atas. Masih dlm kisaran ekspektasi.

Malahan om Jokowi udah bener mempersiapkan regenerasi calon pemimpin. Jangan sampe negeri ini mengulangi kisah pilu dki 2017-2022.

Debrodjo:
Tenang saja, Pak Presiden tetap bekerja keras. Di mana2 beliau masih berkegiatan: menemui rakyat, mempersiapkan pertemuan global demi ekonomi; termasuk menenangkan gelombang politik supaya tidak menjadi api yang membakar. Memang tidak sempurna, siapa yang bisa?

jane ora dong:
Ya beginilah sikap orang2 yg masuk pada kecenderungan pengkultusan, apapun yg dikerjakan dianggap baik tidak ada kesalahan sedikitpun.
Kalian sedang mendorong jokowi pada titik membahayakan dirinya kalau hanya melihat sanjungan2 dari pengkultus2 begini.

Kalau masih ingat awal2 sby memulai gerakan politiknya( hanya bagi yg paham saja ), yg digawangi oleh agen agen organik dan non organik, sampai2 kabin waktu itu tdk mampu memberikan analisis secara tepat, karena organ dalamnya sedang bekerja senyap dan ini adalah sejarah, sejarah itu tdk dapat dihapus hanya dgn kata diserupakan.

Bahkan saking mengkultuskannya sampai komentar orang di berikan jempol ke bawah, memang belajar mendengar itu sulit dan kebenaran itu terkadang menyakitkan.

Debrodjo:
Saya bukan penyembah Jokowi, apalagi mengkultuskannya. Wajar bagi saya pada ikan yang enak pun masih ada durinya.

Pribadi simpel:
Sebentar2 ngocot "pengkultusan"....
Kalo ada kesalahan dalam  kebijakan, hukum & prosedur kenegaraan yang dilakukan Jokowi, ya tunjuk aja. Gak usah ngomong yang abu2 gitu.
Berani gak lu?

jane ora dong:
Keadilan hukum terhadap minoritas, silahkan guling guling.

*------------NOTE:
Demikian Kumpulan nyinyiran netizen terkait artikel Jokowi Bertemu Enam Ketum Parpol, Wajar Nasdem Nggak Diajak Karena Alasan Ini Seword Indonesia Maju yang dituangkan dalam bentuk Komentar. Semua komentar diatas bukanlah rekayasa dan memang benar apa adanya hasil cuitan keluh kesah yang kita kutip dari sumber resminya. Kami tidak bertanggung jawab atas isi komentar tersebut! Hanya sekedar memberi informasi yang sedang viral diperbincangkan! jika ingin membaca dan ingin mengetahui sumber resmi berita aslinya, silakan langsung ke sumber resminya. Terimakasih.


Code: (Sumber Resmi) [Select]
https://seword.com/politik/jokowi-bertemu-enam-ketum-parpol-wajar-nasdem-h4SZzVZ4Wl

:beer: :beer: :beer:


View Mobile Web Short URL: