Washington – Setelit untuk menelusuri pemanasan global milik NASA, jatuh ke lautan dekat Antartika setelah gagal mencapai orbit. Kegagalan itu membuat kemunduran besar bagi NASA serta pemantauan dampak pemanasan global.
Misi senilai US$280 itu sebenarnya didesain untuk menjawab pertanyaan besar mengenai pemanasan global. Apa yanag terjadi pada rumah kaca gas karbon dioksida akibat pembakaran batubara, minyak dan gas? Serta seberapa besar yang dihisap oleh tanaman dan yang tersisa sehingga menjadi penyebab pemanasan global.
"Ini sungguh-sungguh kemundurunan, kita kini tertinggal. Program ini sangat-sangat buruk,” kata Neal Lane, ilmuwan penasehat mantan Presiden Bill Clinton.
Selama berdekade, ilmuwan mengeluh mengenai berkurangnya penelitian bumi dari angkasa. NASA lebih banyak menghabiskan uangnya untuk meneliti planet lain sejak 2007.
Pada tahun yang sama, National Academy of Sciences mengingatkan penelitian NASA mengenai bumi memiliki resiko tinggi dengan misi yang makin sedikit, serta adanya masalah dengan satelit yang sudah tua.
"Sistem pengamatan bumi kami sangat tertinggal padahal butuh data menyeluruh yang seharusnya bisa didapat," kata Elisabeth Holland, ilmuwan senior di National Center for Atmospheric Research.
Dia mengatakan NASA saat ini tertinggal dibandingkan Eropa dengan satelit lingkungannya. Bulan lalu Jepang juga sukses meluncurkan satelit pengamat karbon dioksida.
Satelit NASA yang diluncurkan, Orbiting Carbon Observatory sebelumnya diharapkan mampu menjelaskan kemampuan bumi dalam menangkap karbon dioksida yang makin berkurang, serta meningkatnya pemanasan global,” kata Holland yang membantu penulisan laporan Intergovernmental Panel on Climate Change pada 2007.
Beberapa menit setelah diluncurkan pada Selasa(24/2) waktu setempat di California, satelit jatuh kembali ke bumi dekat Antartika. Tidak jauh dari lokasi menteri lingkungan dan ilmuwan berkumpul pada Senin (23/2) membahas perubahan iklim.
Pejabat NASA mengatakan selubung penutup tidak mau terlepas sehingga menambah berat, dan satelit tidak mampu mencapai orbit.